Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan fisik anak terhambat atau terhenti karena kekurangan nutrisi yang cukup dalam jangka waktu yang panjang, terutama pada masa pertumbuhan awal, biasanya terjadi sebelum usia dua tahun. Hal ini dapat mengakibatkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari yang seharusnya, serta berdampak pada perkembangan fisik dan kognitifnya. Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gizi yang buruk, infeksi berulang, dan lingkungan yang tidak sehat.
Data Stunting Anak di Indonesia
Stunting di Indonesia merupakan masalah gizi yang masih menjadi prioritas, hal ini karena permasalahan gizi berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Prevalensi stunting dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 sejumlah 37,2%, sedangkan hasil pencatatan status gizi tahun 2016 sebesar 27,5 % jauh lebih besar dibandingkan dengan batasan WHO < 20 %. Hal ini berarti bahwa terjadi masalah pertumbuhan tidak maksimal pada 8,9 juta anak Indonesia atau 1 dari 3 anak mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dari usia umumnya (Kemendesa, 2017).
Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2018 mengalami penurunan sekitar 7,2 % dari 37, 2 % prevalensi stunting secara Nasional tahun 2017 namun angka ini masih dibawah target yang ditetapkan oleh WHO yaitu dibawah 20 %. Prevalensi stunting di Jawa Tengah memberikan kontribusi sebanyak 28 % dan menduduki peringkat 9 dari seluruh provinsi di Jawa Tengah 2018 meskipun data ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang menduduki peringkat 13. Kabupaten Grobogan sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting yang besar hingga dalam pada tahun 2017 ada beberapa wilayah yang masuk dalam 1.000 desa prioritas penanganan stunting.
Faktor Penyebab Stunting di Indonesia
Kekurangan gizi, terutama pada masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan, dapat menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan stunting. Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama protein, energi, zat besi, dan vitamin A, cenderung mengalami stunting khususnya di daerah desa-desa pedalaman di Indonesia gizi yang diberikan ke anak cenderung belum lengkap. Cara memberi makan yang tidak tepat, seperti memberi makan anak terlalu banyak makanan padat kalori rendah nutrisi atau memberi makan terlalu jarang, dapat berkontribusi pada stunting.
Faktor-faktor seperti kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan ketidakstabilan ekonomi juga dapat berperan dalam menyebabkan stunting karena dapat membatasi akses terhadap makanan yang bergizi dan layanan kesehatan yang diperlukan. Kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta program gizi, dapat menyebabkan stunting karena kurangnya perawatan yang tepat pada masa kritis pertumbuhan anak, untuk itu perlu adanya tindakan langsung atau kesadaran dari pemerintah yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan ekonomi daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah itu.
Cara Mencegah dan Mengatasi Stunting di Indonesia
Pencegahan dan penanganan stunting memerlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi melalui berbagai sektor, termasuk kesehatan, gizi, sanitasi, pendidikan, dan ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi stunting di Indonesia:
- Peningkatan Akses terhadap Gizi yang Baik: Program-program yang memastikan akses terhadap makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak, sangat penting. Ini dapat melibatkan program bantuan pangan, distribusi makanan tambahan, dan promosi praktik pemberian makan yang baik.
- Kesehatan Ibu dan Anak: Perawatan kesehatan ibu yang berkualitas, termasuk pemeriksaan kehamilan yang teratur dan layanan kesehatan reproduksi, sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang optimal. Program-program perawatan kesehatan anak yang komprehensif juga perlu ditingkatkan.
- Pendidikan Gizi dan Kesehatan: Pendidikan tentang gizi yang baik dan praktik kesehatan yang sehat perlu ditingkatkan, baik bagi ibu hamil maupun masyarakat umum. Ini dapat mencakup penyuluhan tentang pemberian makanan yang seimbang, pentingnya ASI eksklusif, dan kebersihan makanan.
- Perbaikan Sanitasi dan Akses Terhadap Air Bersih: Infrastruktur sanitasi yang buruk dan akses terbatas terhadap air bersih dapat meningkatkan risiko infeksi dan stunting. Perbaikan sanitasi dan penyediaan akses yang lebih baik terhadap air bersih sangat penting.
- Promosi Pertumbuhan dan Perkembangan Optimal: Program-program yang mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal, seperti pemberian stimulasi awal, pendidikan anak usia dini, dan layanan dukungan keluarga, dapat membantu mengurangi risiko stunting.
- Penguatan Sistem Kesehatan dan Layanan Kesehatan Primer: Investasi dalam penguatan sistem kesehatan primer dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas penting untuk mendeteksi dan mengatasi stunting sejak dini.
- Pengembangan Program Terpadu: Program-program yang terintegrasi dan lintas-sektor yang mencakup gizi, kesehatan, sanitasi, pendidikan, dan ekonomi perlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk memastikan pendekatan yang komprehensif dalam pencegahan dan penanganan stunting.
- Penelitian dan Pemantauan: Pemantauan terus-menerus terhadap status gizi anak dan evaluasi efektivitas program-program pencegahan dan penanganan stunting sangat penting untuk menginformasikan kebijakan dan intervensi lebih lanjut.
Dengan adanya program-program dari pemerintah untuk memberantas masalah stunting pada wilayah-wilayah Indonesia dan pemerintah bisa meningkatkan kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia di kemudian hari karena permasalahan stunting pada anak sering disebabkan oleh oarangtua yang memiliki ekonomi rendah sehingga kebutuhan gizi anaknya kurang tercukupi karena terkendala pada ekonomi yang rendah. Berharap permasalahan stunting di Indonesia semakin menurun sehingga generasi mendatang anak bangsa kita bisa mencapai generasi emas untuk memajukan martabat Indonesia dimata dunia.
Madu VS Gula, Lebih Baik Mana untuk Kesehatan?
Madu dan gula merupakan pemanis yang biasanya digunakan untuk makanan dan minuman. Keduanya...
Memandikan Anak Saat Demam Boleh atau Tidak? Ini Penjelasannya!
Demam tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, tetapi anak pun juga dapat mengalami demam....
Kenali 7 Logo Kemasan Obat, Paramorina Termasuk Obat Apa Ya?
Obat merupakan salah satu senjata utama untuk menyembuhkan penyakit. Ketika kita sakit dan enggan...
Sarang Madu Bermanfaat untuk Kesehatan Tubuh? Simak Uraian Berikut!
Sarang madu ternyata tidak kalah manfaatnya dari madu lho bun. Sarang madu (honeycomb) merupakan...
EVENTS PARAMORINA
Event Imoby Semarang
Paramorina hadir di Imoby Semarang tanggal 2 – 4 Agustus 2024. Banyak promo lho Yuk jangan lupa datang
Event Imoby Jakarta
Paramorina hadir di Imoby Jakarta tanggal 31 Mei – 2 Juni 2024. Banyak promo lho Yuk jangan lupa datang
Artikel Vitamin Paramorina
Layanan Kami
telepon
landing page
customer service